Jakarta, 18 Desember 2024 – Dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia, Bapak Ahmad Kharis membahas secara mendalam tantangan dan peluang bisnis jasa pertambangan di tengah volatilitas harga komoditas. Diskusi ini menyoroti berbagai aspek strategis, mulai dari tren pertumbuhan komoditas, regulasi, digitalisasi, hingga dampak kondisi cuaca terhadap sektor ini.
Peningkatan Permintaan di 2024
Ahmad Kharis menjelaskan bahwa meskipun ada peningkatan permintaan jasa pertambangan pada tahun 2024, pertumbuhannya tidak sekuat 2022 dan 2023.
- Batubara mulai menunjukkan perlambatan pertumbuhan.
- Nikel mengalami peningkatan signifikan seiring selesainya beberapa smelter.
- Bauksit dan mineral keras lainnya diproyeksikan tetap stabil.
Menurutnya, permintaan jasa pertambangan pada tahun 2025 kemungkinan akan terus meningkat secara moderat, tetapi sektor ini harus siap menghadapi fluktuasi.
Volatilitas Harga Komoditas
Ahmad Kharis menekankan pentingnya memahami dampak volatilitas harga komoditas terhadap permintaan jasa pertambangan dan alat berat. Jika rentang volatilitas harga cukup lebar, dampaknya terhadap sektor ini bisa signifikan. Namun, jika fluktuasi harga hanya dalam rentang kecil, umumnya telah diantisipasi oleh pemilik konsesi maupun penyedia jasa pertambangan.
Regulasi Pajak Alat Berat
Dalam wawancara ini, Ahmad Kharis juga menyoroti perjalanan panjang regulasi pajak alat berat. Sebelumnya, pajak alat berat termasuk dalam kategori pajak kendaraan bermotor. Namun, setelah judicial review ke Mahkamah Konstitusi pada 2017, alat berat dipisahkan dari kategori tersebut. Meski begitu, tantangan terkait penetapan harga pajak, terutama untuk alat berat bekas, masih menjadi kendala di lapangan.
“Sepanjang regulasinya jelas dan terstruktur dalam peraturan daerah (Perda), kami siap mematuhi semua kewajiban,” ujar Ahmad Kharis.
Digitalisasi: Keharusan di Era Modern
Ahmad Kharis menegaskan bahwa digitalisasi adalah kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi di sektor pertambangan.
- Teknologi dari produsen seperti Komatsu dan Caterpillar memungkinkan pemantauan posisi alat berat, jam kerja, hingga kebutuhan suku cadang secara real-time.
- Kontraktor tambang juga semakin fokus pada pemantauan utilisasi, produktivitas, hingga efisiensi bahan bakar dan suku cadang.
“Dengan digitalisasi, kita bisa mengoptimalkan operasi dan menjaga efisiensi,” tambahnya.
Produk Alat Berat Asal China
Di tengah kelangkaan alat berat dari produsen besar seperti Komatsu dan Caterpillar, produk asal China semakin banyak masuk ke pasar. Ahmad Kharis menyebut bahwa meski awalnya dukungan teknis dari produk ini masih minim, kini mereka mulai memperbaiki layanan untuk memastikan kinerja yang lebih baik.
Hilirisasi dan Dampak Produksi Batubara
Ahmad Kharis menyatakan bahwa kebijakan hilirisasi tidak berdampak langsung pada jasa pertambangan, kecuali jika ada peningkatan signifikan dalam permintaan. Meski demikian, sektor ini mendukung penuh kebijakan pemerintah terkait hilirisasi.
Sementara itu, produksi batubara yang signifikan tetap menjadi pilar utama jasa pertambangan. Namun, sektor ini harus bersiap menghadapi potensi penurunan produksi pada 2030 mendatang.
Pengaruh Curah Hujan
Curah hujan juga menjadi faktor yang memengaruhi produktivitas sektor jasa pertambangan, terutama pada aspek utilisasi alat berat, logistik, dan biaya operasional. Sungai Mahakam dan Barito sebagai jalur logistik utama juga terdampak oleh kondisi cuaca.
Kesimpulan: Antisipasi Fluktuasi Permintaan
Di akhir wawancara, Ahmad Kharis menegaskan pentingnya antisipasi terhadap fluktuasi permintaan di masa depan. Sektor nikel diperkirakan akan terus meningkat seiring beroperasinya smelter baru, tetapi adaptasi terhadap dinamika pasar tetap menjadi kunci keberhasilan.
Wawancara ini memberikan wawasan berharga tentang strategi yang harus diadopsi oleh pelaku bisnis jasa pertambangan untuk menghadapi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang di tengah perubahan pasar.